Selasa, 20 Januari 2009

KPBS PANGALENGAN : Penyokong Perekonomian Pedesaan

Bila anda berkunjung ke Pangalengan yang terletak di pojok selatan kota Bandung, anda akan menemukan sebuah koperasi rakyat yang cukup maju untuk ukuran pedesaan. Koperasi tersebut bergerak di bidang peternakan dengan jumlah ribuan anggota. Untuk lebih mengenal KPBS mari kita lihat profilnya.
LATAR BELAKANG
Sejak Zaman Belanda di Pangalengan sudah dikenal peternakan sapi perah yang dikelola oleh perusahaan Belanda, perusahaan tersebut :
  1. De Friest Terp
  2. Almanak
  3. Van der Els
  4. Big Man
Untuk pemasaran hasil produksinya perusahaan tersebut mendirikan BMC ( Bandung Melk Center )
Sewaktu pedudukan Jepang perusahaan tersebut dihancurkan dan sapinya dipelihara oleh penduduk sekitar sebagai usaha keluarga.
Untuk meiningkatkan populasi sapi perah serta meningkatkan pendapatannya, bulan November 1949 didirikan koperasi dengan nama GAPPSIP ( Gabuntgan Petani Peternak Sapi Indonesia Pangalengan ).
Mulai tahun 1961, GAPPSIP tidak mampu menghadapi labilnya perekonomian Indonesia, sehingga tataniaga persusuan sebagian besar diambil alih oleh kolektor (tengkulak). dengan kondisi sedemikian peternak mangalami kerugian karena harga susu yang diterima sangat rendah bahkan tidak sedikit jerih payah peternaka yang tidak dibayar. Dengan situasi seperti ini , atas prakarasa beberapa tokoh masyarakat yang disepakati oleh peternak pada tanggal 22 Maret 1969 didirikanlah Koperasi yang diberi nama KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN disingkatKPBS PANGALENGAN. Berasamaan denga n dimulainya REPELITA I tanggal 1 April 1969 KPOBAS Pangalengan diberi badan hukum dan tanggal tersebut merupakan HAri jadi KPBS Pangalengan. Sejak saat itulah dimulai mendapat pembinaan dari pemerintah Kabupaten DT II Bandung, Gubernur Jawa BArat, Dirjen Peternakan dan mendapat bantuan UNICEF.
Pada tahun 1977 KPBS menjalin kemitraan dengan PT Ultra Jaya untuk membangun MIlk. Treatment dengan jangka waktu pembayaran 5 tahun dengan angsuran saham anggota sebesar Rp. 25/liter. Tanggal 1 Januari 1979 pembangunan MT dimulai dan diresmikan tanggal 16 Juli 1979 oleh menteri muda urusan koperasi..
Manfaat dari MT :
a. Produksi susu dapat diserap setiap hari walaupun IPS hanya menerima susu pada hari kerja.
Kerusakan susu dapat ditekan baik di tingkat koperasi maupun di tingkat peternak.
b. Meningkatkan pelayanan dan usaha dalam bentuk investasi utnuk mempercepat kesejahteraan anggota.
c. Tahun 1980-1983 KPBS dapat membantu penerimaan susu dari koperasi KUD susu di Jawa Barat.

Perkembangan sampai tahun 1988 pemerintah memberikan perhatian dan bantuan kredit sapi perah dari New Zealand, Australia dan Amerika. Kredit sapi tersebut yang diorencanakan 7 tahun dapat dilunasi dalam waktu 5 tahun. Dalam rangka peningkatan mutu genetik dan skala kepemilikan maka pada tahun 1994 KPBS mendatangkan sapi perah dari New Zealand secara mandiri sebanyak 2.400 ekor dara bunting dan 1 ekor pejantan unggul.
Tahun 1997 KPBS Pangalengan merintis pemasaran ke konsumen langsung berupa susu pasteurisasi dalam kemasan "Cup dan Bantal" dengan merek " KPBS Pangalengan".
WILAYAH KERJA
Wilayah kerja meliputi 3 kecamatan yaitu :
  • Kecamatan Pangalengan
  • Kecamatan Kertasari
  • Kecamatan Pacet
KEADAAN GEOGRAFIS
Wilayah kerja KPBS dikelilingi gunung dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 1000-1420 meter. Suhu udara antara 12-28 derajat Celcius. basah udara(kelembanan) anatar 60-70 %. Kondisi alam tersebut selain cocok untuk perkembangan sapi perah juga cocok untuk perkebunan serta tanaman sayuran.Dengan didukung oleh keadaan geografis yang cocok untuk beternak tersebut maka KPBS pun maju melesat menjadi penyokong perekonomian masyarakt Pangalengan yang notabene sebuah desa. Hal ini pun terbukti dari hasil wawancara saya dengan beberapa anggota, kita sebut saja Mak Ijah yang mengaku telah berhasil meyekolahkan ketiga anakanya dengan memakai uang hasil penjualan susunya. Wah...its so amazing ...
Saya berharap KPBS terus meningkatkan program dan layanannya bagi kesejahteraan anggotanya.